Tugas Mandiri 4
Judul: Refleksi tentang Integrasi Nasional di Tingkat Lokal ( Keberagaman dan Persatuan di Perumahan Aulia Regency)
Nama: Karista Saskadiya
NIM: 46125010100
Pendahuluan
Perumahan Aulia Regency di Depok adalah salah satu kawasan
pemukiman yang cukup representatif dalam menggambarkan keberagaman di tingkat
lokal. Terletak di kawasan yang dinamis dengan berbagai lapisan masyarakat,
kompleks perumahan ini dihuni oleh warga yang berasal dari berbagai suku,
agama, dan status sosial. Di tengah kehidupan yang serba cepat dan pengaruh
globalisasi yang kuat, saya memilih Perumahan Aulia Regency sebagai lokasi
observasi untuk melihat bagaimana keberagaman ini memengaruhi kehidupan sosial
antarwarga. Tujuan utama observasi ini adalah untuk memahami bagaimana prinsip Bhinneka
Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap
satu) diterapkan dalam keseharian warga, serta bagaimana peran persatuan di
tingkat akar rumput dalam menghadapi tantangan integrasi nasional.
Temuan Observasi
Contoh Positif:
Selama dua minggu observasi, saya menemukan banyak hal
positif yang menunjukkan semangat persatuan di Perumahan Aulia Regency. Salah
satu contoh yang paling menonjol adalah kegiatan kerja bakti yang dilakukan
setiap minggu oleh warga. Meskipun penduduk perumahan ini berasal dari latar
belakang yang berbeda terdapat warga yang berasal dari Jawa, Sunda, serta warga
beragama Islam dan Kristen mereka bekerja sama membersihkan lingkungan tanpa
membeda-bedakan latar belakang. Setiap keluarga, baik yang Muslim maupun
non-Muslim, hadir dan saling membantu, dan mereka menganggap kerja bakti
sebagai cara untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan bersama.
Selain itu, pada saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia,
meskipun mayoritas warga beragama Islam, warga non-Muslim tetap ikut
berpartisipasi dalam lomba-lomba yang diadakan oleh RT setempat, seperti balap
karung, tarik tambang, dan permainan lainnya. Dalam acara tersebut, tidak ada
batasan antara suku atau agama semuanya bergabung dalam semangat kebangsaan dan
kebersamaan.
Contoh Negatif:
Meski demikian, tidak semua interaksi berjalan lancar. Saya
juga menemukan ketegangan kecil yang muncul dalam grup WhatsApp warga yang berisi diskusi tentang berbagai isu
politik. Perbedaan pandangan politik yang tajam mulai mencuat, dan ada beberapa
komentar yang mengarah pada debat yang emosional. Meskipun perdebatan ini tidak
berujung pada perpecahan terbuka, namun hal ini menunjukkan adanya potensi polarisasi social yang bisa mengganggu persatuan di masa depan.
Selain itu, saya juga mengamati bahwa remaja-remaja di
perumahan ini cenderung membentuk kelompok eksklusif berdasarkan suku dan agama
mereka. Hal ini tercermin dalam kebiasaan mereka berkumpul hanya dengan
teman-teman yang memiliki latar belakang yang sama, yang sedikit banyak
menghambat terciptanya interaksi lintas kelompok dalam perumahan.
Analisis
Observasi saya menunjukkan bahwa meskipun ada
tantangan-tantangan kecil, seperti polarisasi politik dan segregasi sosial di
kalangan remaja, sebagian besar warga Perumahan Aulia Regency mampu menciptakan
integrasi sosial yang positif. Dalam konteks ini, saya mengaitkan temuan ini
dengan teori integrasi sosial yang dijelaskan oleh Myron Weiner, yang
menyebutkan bahwa interaksi yang teratur dan saling mendukung antarindividu
dari latar belakang berbeda dapat memperkuat ikatan sosial. Kegiatan kerja bakti
dan partisipasi bersama dalam acara-acara kemerdekaan merupakan contoh nyata
dari integrasi horizontal, di mana
hubungan sosial terjalin melalui kegiatan yang berbasis pada kepentingan
bersama, seperti kebersihan lingkungan dan semangat nasionalisme.
Namun, ketegangan di grup WhatsApp warga dan kecenderungan
remaja untuk membentuk kelompok-kelompok eksklusif mencerminkan adanya
potensi fragmentasi sosial, yang dapat
mengganggu persatuan jika tidak dikelola dengan baik. Polarisasi politik, yang juga
terjadi di lingkungan ini, dapat menjadi pemecah belah dalam masyarakat,
seperti yang dijelaskan oleh LIPI (2020) terkait dengan dampak negatif
perbedaan politik yang menyusup ke ranah sosial. Ketegangan ini, meskipun tidak
langsung mempengaruhi interaksi fisik, bisa memperburuk perasaan saling curiga
dan memecah solidaritas warga.
Faktor pemersatu yang paling kuat di lingkungan ini adalah
kedekatan emosional yang terjalin melalui kegiatan bersama, serta adanya
kepentingan bersama yang menyatukan
warga, seperti menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu,
walaupun ada potensi konflik, ikatan emosional ini dapat menjadi penangkal bagi
terjadinya perpecahan yang lebih besar.
Refleksi Diri & Pembelajaran
Dari observasi ini, saya belajar bahwa integrasi sosial dan persatuan tidak hanya
datang dari kebijakan besar atau pernyataan formal, tetapi juga dari
tindakan-tindakan kecil yang dilakukan setiap hari oleh warga. Saya juga
menyadari bahwa peran saya sebagai generasi
muda sangat penting dalam menciptakan kedamaian dan memperkuat persatuan di
lingkungan sekitar. Sebagai mahasiswa dan individu yang sering berinteraksi
melalui media sosial, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk lebih aktif
menyuarakan nilai-nilai kebersamaan dan mengedepankan diskusi yang konstruktif,
terutama di platform-platform online yang seringkali rentan terhadap
polarisasi.
Sebagai pemuda, saya harus menjadi bagian dari solusi, bukan
sekadar mengamati dari pinggir. Saya bisa memulai dengan mengorganisir acara
komunitas yang melibatkan berbagai kelompok etnis dan agama di perumahan ini,
untuk lebih mempererat hubungan antarwarga. Selain itu, saya juga bisa
mendorong lebih banyak percakapan positif di media sosial yang dapat membantu
mengurangi ketegangan yang mungkin timbul di grup WhatsApp warga.
Kesimpulan & Rekomendasi
Dari hasil observasi ini, saya menyimpulkan bahwa meskipun keberagaman
yang ada di Perumahan Aulia Regency
terkadang menimbulkan tantangan—baik dalam interaksi sosial maupun di dunia
maya namun, semangat kebersamaan dan kepentingan bersama masih mampu memperkuat
persatuan antarwarga. Untuk itu, kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan
seluruh lapisan masyarakat perlu lebih sering dilaksanakan guna memperkuat
ikatan sosial.
Rekomendasi untuk memperkuat integrasi nasional di
lingkungan ini adalah:
2. Menumbuhkan budaya diskusi yang konstruktif di media
sosial melalui pengorganisasian grup yang mengedepankan diskusi yang sehat dan
menghindari topik-topik yang dapat memicu ketegangan atau perpecahan.
Dengan esai ini, saya berharap dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang bagaimana keberagaman dan integrasi sosial berlangsung
di tingkat lokal dan bagaimana peran kita sebagai generasi muda sangat penting
dalam menjaga persatuan.
Komentar
Posting Komentar